Saat membahas laporan keuangan, kamu pasti pernah mendengar istilah depresiasi. Banyak pelaku usaha pemula yang belum benar-benar paham arti dan fungsinya. Padahal, ini elemen penting dalam mengelola aset bisnis biar laporan keuangan kamu nggak asal-asalan.
Apa Itu Depresiasi?
Depresiasi adalah penurunan nilai aset tetap seiring waktu karena penggunaan, usia, atau faktor lain. Contohnya, mobil operasional yang nilainya turun tiap tahun. Nah, nilai penyusutan itu yang disebut depresiasi.
Menurut praktisi akuntansi Andri Yuwono, “Depresiasi penting karena mencerminkan nilai realistis aset dalam laporan keuangan. Ini juga berdampak ke pajak dan profit.”
Kenapa Depresiasi Itu Penting?
Bayangkan kamu beli mesin produksi seharga 100 juta. Kalau kamu nggak hitung depresiasi, nilai mesin itu akan tetap 100 juta selamanya. Padahal kenyataannya, setiap tahun nilainya menurun. Tanpa depresiasi, laporan keuangan bisa menyesatkan.
Selain itu, depresiasi bisa mengurangi beban pajak karena nilai penyusutannya masuk dalam beban operasional.
Jenis-Jenis Depresiasi yang Perlu Kamu Tahu
1. Metode Garis Lurus (Straight Line)
Ini metode paling umum. Nilai aset dibagi rata selama umur manfaat aset. Misal mesin 10 juta dengan umur 5 tahun, maka depresiasinya 2 juta per tahun.
2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance)
Di sini, nilai penyusutan makin lama makin kecil. Cocok untuk aset yang cepat turun nilainya di awal, seperti gadget atau kendaraan.
3. Metode Unit Produksi (Unit of Production)
Depresiasi dihitung berdasarkan jumlah unit yang diproduksi. Kalau mesin dipakai intens, depresiasinya besar. Kalau jarang, kecil. Cocok buat industri manufaktur.
Cara Menghitung Depresiasi Secara Praktis
Gunakan Rumus yang Sesuai
Contoh metode garis lurus:
Misalnya:
- Harga mesin: Rp50.000.000
- Nilai residu: Rp5.000.000
- Umur manfaat: 5 tahun
Contoh Penerapan Depresiasi dalam Bisnis
Supaya Kamu Bisa Bayangin Langsung
Bayu punya usaha roti. Dia beli oven seharga Rp30 juta dengan umur 6 tahun. Nilai residu oven Rp3 juta. Maka depresiasi oven per tahun adalah:
Artinya, setiap tahun Bayu akan mencatat beban penyusutan oven sebesar Rp4,5 juta di laporan laba rugi.
Kesalahan Umum Saat Mengelola Depresiasi
1. Lupa Mencatat di Laporan Keuangan
Banyak UMKM yang punya aset tapi nggak pernah mencatat depresiasinya. Akibatnya, profit terlihat besar padahal tidak realistis.
2. Salah Pilih Metode Depresiasi
Kalau kamu salah pilih metode, hasil akhirnya bisa misleading. Makanya penting konsultasi sama akuntan atau belajar dari contoh kasus.
Manfaat Menghitung Depresiasi dengan Benar
Bikin Bisnismu Lebih Sehat
Dengan menghitung depresiasi:
- Kamu tahu kapan harus ganti aset
- Laporan keuangan jadi lebih akurat
- Pajak bisa lebih efisien
- Nilai aset di neraca lebih realistis
Menurut pakar finansial, Ligwina Hananto, “Bisnis kecil yang rapi pencatatannya akan lebih siap berkembang. Salah satu dasarnya ya menghitung depresiasi.”
Depresiasi Itu Wajib Buat Bisnis Serius
Kalau kamu mau bisnismu tumbuh dan laporan keuangannya kredibel, maka kamu wajib paham soal depresiasi. Bukan cuma teori, tapi juga praktiknya.
Mulai dari metode, contoh, sampai rumusnya, semua harus kamu kuasai. Ingat, bisnis yang besar dimulai dari pengelolaan kecil yang rapi.
Yuk mulai cek aset yang kamu punya, lalu hitung depresiasinya. Kalau kamu bingung, tanya aja di forum ini, kita bahas bareng-bareng!
Leave a Reply