Indeks berjangka saham AS menunjukkan kenaikan pada perdagangan Selasa pagi, setelah aksi jual besar-besaran di sesi sebelumnya akibat kekhawatiran resesi. Investor kini menanti rilis data ekonomi terbaru serta dampak kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump.
Indeks Berjangka Menguat Setelah Aksi Jual
Pada pukul 07:03 ET (11:03 GMT), indeks berjangka S&P 500 naik 14 poin atau 0,3%, Nasdaq 100 bertambah 72 poin atau 0,4%, dan Dow Jones naik 109 poin atau 0,3%.
Kenaikan ini terjadi setelah indeks utama Wall Street mengalami tekanan besar pada hari Senin, dipicu oleh kekhawatiran bahwa kebijakan tarif Trump dapat meningkatkan tekanan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Trump sendiri menolak memberikan prediksi apakah AS akan memasuki resesi, hanya menyebut bahwa akan ada “periode transisi” akibat kebijakan tarif yang diberlakukan.
Di tengah ketidakpastian ini, volatilitas pasar meningkat. Indeks Volatilitas CBOE, yang sering disebut sebagai “indeks ketakutan,” mencapai level tertinggi sejak Agustus 2024.
Delta Air Lines Pangkas Proyeksi Laba
Saham Delta Air Lines (NYSE:DAL) anjlok dalam perdagangan setelah jam kerja, menyusul peringatan penurunan laba yang disampaikan perusahaan. Delta memperkirakan laba per saham untuk kuartal pertama hanya mencapai $0,30 hingga $0,50, jauh di bawah estimasi sebelumnya sebesar $0,70 hingga $1,00. Pertumbuhan pendapatan pun diperkirakan hanya 3%-4%, lebih rendah dari target awal 7%-9%.
CEO Delta, Ed Bastian, mengungkapkan bahwa ketidakpastian ekonomi membuat konsumen lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya, terutama dalam perjalanan bisnis. Penurunan ini juga menyeret saham maskapai lain seperti United Airlines (NASDAQ:UAL) dan American Airlines (NASDAQ:AAL), dengan analis memprediksi pemangkasan prospek lebih lanjut dari industri penerbangan.
Laba Oracle Melampaui Ekspektasi di Tengah Investasi AI
Saham Oracle (NYSE:ORCL) melemah dalam perdagangan setelah jam kerja, setelah laporan keuangan kuartalan yang sedikit meleset dari perkiraan. Meski begitu, perusahaan tetap optimistis dengan prospek bisnis cloud computing berbasis kecerdasan buatan (AI).
Chairman Oracle, Larry Ellison, menyatakan bahwa permintaan pelanggan mencapai rekor tertinggi, meskipun belum termasuk dampak dari proyek AI baru mereka, “Stargate.” CEO Oracle, Safra Catz, juga mengungkapkan bahwa perusahaan berencana menggandakan belanja modalnya hingga $16 miliar pada tahun fiskal 2025 untuk memenuhi lonjakan permintaan AI yang “jauh melampaui” kapasitas yang tersedia saat ini.
Data JOLTS Jadi Fokus Pasar
Investor kini menanti laporan terbaru dari Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) untuk bulan Januari. Data ini diperkirakan menunjukkan peningkatan jumlah lowongan kerja menjadi 7,65 juta dari 7,6 juta pada Desember lalu.
Sementara itu, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menegaskan bahwa ekonomi AS masih berada dalam posisi yang baik, meski inflasi masih dalam tahap pendinginan dan pasar tenaga kerja terus berkembang. Powell menekankan bahwa bank sentral akan terus menganalisis data ekonomi untuk menentukan arah kebijakan moneter selanjutnya.
Bitcoin Tertekan, Dekati Level Terendah Empat Bulan
Bitcoin mengalami penurunan pada perdagangan Selasa, sempat menyentuh level terendah dalam empat bulan terakhir. Pasar kripto secara keseluruhan juga melemah, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi AS dan kebijakan tarif baru.
Meski terdapat rencana pemerintah AS untuk membentuk cadangan nasional aset digital, pasar masih merespons dengan skeptis. Selain itu, konferensi kripto di Gedung Putih pekan lalu tidak memberikan kejelasan mengenai regulasi aset digital di bawah pemerintahan Trump.
Bitcoin telah melemah selama tiga minggu berturut-turut, meski langkah-langkah strategis seperti peningkatan modal oleh perusahaan besar seperti Strategy untuk membeli lebih banyak Bitcoin masih gagal memberikan dorongan signifikan bagi harga aset kripto tersebut.
Leave a Reply