Solana (SOL) mengalami lonjakan harga sebesar 17 persen setelah sebelumnya turun ke titik terendah US$ 125 pada 28 Februari. Namun, meskipun mengalami pemulihan, SOL masih menghadapi tantangan besar dalam menembus level resisten US$ 180.
Mengutip laporan Cointelegraph, saat ini harga Solana berada di kisaran US$ 145, yang berarti telah mengalami penurunan 50 persen dari rekor tertinggi US$ 295 yang tercatat pada 19 Januari. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan investor mengenai prospek SOL untuk kembali menguat dalam waktu dekat.
Menurunnya Aktivitas Jaringan Solana
Anjloknya harga SOL dikaitkan dengan runtuhnya pasar koin meme, yang berdampak negatif pada berbagai sektor ekosistem Solana, termasuk staking likuid, tokenisasi aset, yield farming, perdagangan perpetual sintetis, pasar NFT, dan infrastruktur kecerdasan buatan.
Data dari DefiLlama menunjukkan bahwa dalam empat minggu terakhir, biaya transaksi di jaringan Solana mengalami penurunan drastis hingga 73 persen, menandakan berkurangnya penggunaan jaringan. Sebelumnya, lonjakan aktivitas di Solana banyak didorong oleh peluncuran koin meme dan perdagangan di bursa terdesentralisasi (DEX). Namun, momentum ini kini berkurang secara signifikan.
Tren penurunan ini juga tercermin dalam jumlah pengguna aktif di berbagai aplikasi Solana. Menurut data DappRadar, jumlah alamat aktif di Jito, aplikasi staking likuid terbesar di jaringan ini, mengalami penurunan 56 persen dalam 30 hari terakhir. Pasar NFT terkemuka, Magic Eden, mencatat penurunan pengguna sebesar 38 persen, sementara platform pinjaman Save (sebelumnya Solend) kehilangan 42 persen penggunanya pada periode yang sama.
Sebagai perbandingan, jaringan Ethereum menunjukkan ketahanan yang lebih baik. Layer 2 Ethereum, Base, hanya mengalami penurunan pengguna sebesar 2 persen, sementara keterlibatan aplikasi terdesentralisasi (DApp) di jaringan Ethereum turun 17 persen.
Kurangnya Minat dari Trader Leverage
Faktor lain yang menghambat kenaikan harga SOL adalah minimnya minat dari trader yang menggunakan leverage. Data menunjukkan bahwa tingkat pendanaan pada kontrak berjangka perpetual SOL telah negatif selama tiga hari berturut-turut, yang menandakan dominasi trader yang bertaruh pada penurunan harga.
Meskipun tingkat pendanaan negatif saat ini hanya sebesar 0,01 persen per 8 jam (setara dengan 0,9 persen per bulan), ini tetap menjadi indikasi bahwa trader leverage masih enggan kembali ke pasar, meskipun harga SOL telah turun 52 persen dari puncaknya. Sentimen pasar dapat berubah jika ada berita positif yang tidak terduga, seperti persetujuan ETF Solana di Amerika Serikat.
Dominasi Bot MEV dan Manipulasi Pasar
Beberapa analis menyoroti bahwa narasi pertumbuhan jaringan Solana sebenarnya dapat menyesatkan. Laporan menunjukkan bahwa 95 persen dari total biaya transaksi di jaringan ini berasal dari hanya 1,3 persen pengguna. Sebagian besar aktivitas ini didorong oleh firma pembuat pasar seperti Wintermute dan bot MEV (Maximum Extractable Value).
Laporan ‘Threading on the Edge’ menyebutkan bahwa aktivitas spekulatif di pasar koin meme Solana membuka celah bagi manipulasi pasar, seperti serangan sandwich. Dalam strategi ini, trader dengan akses cepat ke transaksi dapat memanipulasi harga di DEX demi keuntungan pribadi.
Minimnya Investasi dari Proyek-Proyek Besar
Lemahnya performa SOL juga dipengaruhi oleh kurangnya investasi dari proyek-proyek besar. Salah satu contohnya adalah World Liberty Financial, aplikasi keuangan semi-terpusat yang dikaitkan dengan investasi pribadi mantan Presiden AS Donald Trump.
Proyek ini telah mengalokasikan dana ke berbagai aset kripto, termasuk Ethereum (ETH), Tron (TRX), Chainlink (LINK), dan Aave (AAVE), tetapi tidak memasukkan SOL dalam portofolionya. Hal ini menimbulkan pertanyaan di kalangan investor, mengingat jaringan Solana menjadi tuan rumah bagi token resmi TRUMP.
Dengan kondisi pasar yang masih bergejolak, investor kini menanti katalis positif yang dapat mengembalikan momentum bullish bagi Solana. (***)
Leave a Reply